Rabu, 17 Desember 2008

BAGI NEGERIKU


SUKA DUKA NEGRIKU


Malam ini aku dalam kesendirian,
Menatap mega nan biru alami,
Ditaburi ribuan bintang nan menawan,
Juga cahaya rembulan yang memikat hati.

Tak terasa setahun telah terjalani,
Keteringat peristiwa demi peristiwa,
Ada suka, ada duka.

Tindak kriminalitas kian menjadi-jadi,
Penganiayaan, pemerkosaan dan pembunuhan,
Bencana alam maha dahsyat jua terjadi,
Seakan negriku ada di ambang kehancuran.

Munir, tokoh HAM Indonesia
Meninggal akibat diracuni,
Teluk Buyat keracunan Arsen,
Pengeboman depan kantor Kadubes Australia,
Tindak kekerasan aparat di Bojong dan Makassar,
Gempa di Papua dan Alor,
Yang telah menelan banyak jiwa,
Semua terlintas di benakku.

Yang sangat memprihatinkan
Di penghujung tahun 2004 ini
Negriku Indonesia bagian barat
Aceh dan Nias dilanda musibah,
Gempa dan gelombang badai tsunami,
Menelan ratusan ribu jiwa,
Mencerai-beraikan anggota keluarga tercinta,
Dan menghancurkan harta benda.

Negriku menangis, negriku berduka,
Isak tangis tak henti,
Memilukan jiwa yang mendengarnya.

Tapi, aku bahagia
Negriku mewujudkan demokrasi
Negriku langsung memilih pemimpin bangsa.

Harapanku…
Semoga musibah yang telah terjadi
Takkan pernah terjadi lagi
Dalam menapaki tahun baru.

Kumau negriku selalu ceria
Menyambut fajar dengan bahagia
Biarlah negriku selalu bersuka
Dan, tiada lagi duka lara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar